Thursday, March 13, 2014

tamiya

dibutuhkan usaha yang keras bagi saya untuk meyakinkan diri sendiri bahwa hidup itu bukan melulu soal menang dan kalah. dari kecil saya terbiasa berkompetisi dalam segala hal, walaupun hanya dalam imajinasi.

waktu sd, saya selalu mengandaikan; saat ini anak lain sedang belajar, supaya saya belajar. belajar lebih banyak dari anak lain, bahkan dari semua anak dijadikan satu.
wiii gaya pokoknya.

sampai saat ini, saya harus berkompetisi juga supaya semua pekerjaan bisa selesai. mengandaikan orang lain sedang melakukan sesuatu (yang harus saya lakukan), lalu saya harus melakukan sesuatu itu dengan lebih baik. lebih banyak.

saat ini dia lagi cuci piring. aku juga mau cuci piring lebih banyak. lebih bersih. lebih cepet.

hahahaha

ada teman yang jagoan, nantangin main pokopang. saya nggak berhenti sampai ngalahin dia. lalu jadi rangking satu. kalau udah rangking satu, trus bosan.
ah nggak ada lawannya.
sombooong..

soalnya kalau tidak ada lawan jadi lesu. tidak terpacu. nggak seru.

padahal kan tidak begitu ya..
kadang kita menang,
kadang mengalah untuk menang.
kadang keliatan kalah tapi sebenernya menang
kadang ya kalah aja gitu

hahaha.

tapi mungkin yang lebih bener lagi,
saya rasa, sebetulnya ini bukan tentang menang atau kalah melawan orang lain lo.

tapi tentang diri sendiri yang harus terus bergerak, supaya tidak mati.

---

saya suka kesal deh kalau dibandingkan sama orang lain.
tapi mungkin sebetulnya, sayalah orang yang selalu menilai dan membandingkan.

---


"habisnya, kalian udah bisa bikin pesawat terbang, aku masih berburu dan meramu" 
kata saya

lalu jawapnya: 
"but everyone is fighting some kind of battle, darling.
jadi nggak bisa dibandingin"


---

setiap orang dilahirkan dengan nomer seri yang berbeda. lintasannya juga berbeda beda. jadi seharusnya saya bisa berhenti membandingkan dan melihat orang lain sebagai lawan.
karena kita memang bukan.



Wednesday, March 12, 2014

drama queen

bisa dibilang hidup saya itu penuh dengan tragedi.
mau makan jagung, tragedi
mau scan gambar, tragedi
mau cuci piring, tragedi
mau bikin teh, tragedi tragedi tragedi (3x)

tiga kali soalnya pas mau ambil krim, krimnya jatuh ke lantai. karena lantainya masih agak basah karena habis dipel, jadi lengket. jadi harus dipel lagi.
pas mau ambil gula, gula jatuh ke lantai (diulang lagi proses yang sama)
trus pas ambil air panas di dispenser, airnya tumpah kena tangan & kaki.

ya kayak gitu tiap hari.

kaki kesandung udah seperti makanan seharihari, karena minimal 3 kali sehari. kayak makan nasi kan.

pas acara lamaran adik saya aja kaki saya bengkak gitu cuma garagara kesandungsandung itu. yang masih sakit sampai sekarang. karena masih sering kesandungsandung terus.
kata mama, saya harusnya pakai sepatu terus walau di dalam rumah.

oiya saya lupa bilang kalo selama menikah saya udah mecahin gelas setengah lusin, 1 mug, dan  cangkir setengah lusin. (semua cangkir itu cangkir kado nikah dari teman) jadi maaf ya kepada dua cowok yang waktu itu datang kerumah bawa kado cangkir dibungkus kertas ijo, cangkir kalian udah bye bye, tapi akan selalu kukenang.

nona nyonya dokter pernah bilang, harusnya hidup saya ini disinetronkan saja.

jadi mikir, kalau raam punjabi beneran tertarik bikin sinetron dari cerita saya, bisa jadi judulnya: tersandung.

hahaha.

kalau beneran dibikin bisa bertahan berapa season ya..

manipulasi

habis baca blognya si nona nyonya dokter. trus ada postingan ini. saya cuma mau konfirmasi, yang tentang kaos kaki itu idenya dia. bukan saya.

dia datang kembali

ketika sd, 
pelajaran yang paling saya tidak suka adalah pelajaran olahraga. 
lari keliling lapangan, saya selalu di urutan terakhir. 
kasti, selalu terkena bola.
dan lompat (tidak terlalu) jauh. 

tapi yang paliiing saya tidak suka dari pelajaran olah raga adalah ketika pelajaran lompat tinggi. 

dada saya berdegup kencang sekali, ketika setiap pelajaran olahraga saya melihat pak sugeng guru olahraga membawa 2 tiang kayu berwarna coklat.


ah. lompat tinggi lagi..


saya tidak suka lompat tinggi. dan tidak bisa. mungkin bukan karena badan saya kecil yang membuat saya tidak bisa melompati sebilah bambu melintang itu. saya punya teman yang badannya jauh lebih kecil, tapi dia bisa. dan saya tidak.

masalahnya mungkin karena dia berani. 
dan saya tidak.

pinggiran potongan bambu itu sepertinya tajam sekali. juga pinggiran bak pasir yang terbuat dari semen itu kelihatannya keras sekali dan sakit kalau kena lutut. saya takut lutut saya terkena bambu ketika melompat, dan saya takut jatuh diatas pinggiran bak pasir. 

saya takut takut takut.

---

giliran saya tiba. 
"fenty, absen nomer 21!"

saya berlari.

tapi lalu berhenti.

tepat didepan bambu yang melintang.

pak sugeng berteriak:
"ulang sekali lagi, jangan takut!"

mungkin kali ini bisa.
saya berlari mengambil ancang-ancang, 

tapi saya kembali berhenti di depan bambu. 

pak sugeng berteriak lagi:
"ya sudah, nanti kamu ulang lagi terakhir setelah teman-teman yang lain"

mungkin nanti aku bisa

tapi lagilagi sampai di depan bambu saya tidak melompat.
potongan bambu saya tabrak hingga jatuh.

begitu terulang setiap pelajaran olah raga, sampai saya kelas 6 dan lulus, saya tidak pernah bisa melompati potongan bambu itu. saya dapat nilai 7 di rapor untuk pelajaran olah raga. entah karena nilai saya selalu bagus di pelajaran atletik (bergulung ke depan, belakang, kayang, gitugitu. hahaha), atau mungkin hanya karena saya murid teladan se kabupaten. masak iya di rapotnya ada nilai 5. hahahaha.. menyedihkan

---

di smp saya lebih beruntung, karena tidak pernah ada pelajaran lompat tinggi. 
mungkin karena seluruh lapangan olahraganya diplester. 
yaay bahagia sepanjang 3 tahun bersekolah. bebas dari bayangbayang sebilah bambu melintang.

---

di sma, ketika saya lihat ada bak pasir besar diantara lapangan bola dan lapangan basket, saya langsung:
aduh

tapi kali ini saya beruntung lagi. seingat saya, sepanjang 3 tahun itu, pelajaran lompat tinggi hanya ada 1 kali, dan kali itu saya bolos dengan alasan sakit. uhuk.

---

lalu ketika kuliah, yang dikuatirkan juga cuma satu:
"di kampus ada pelajaran olah raga nggak sih?"
"enggak"

aaaaa rasanya legaaaaa
bebas selamanya dari horor lompat tinggi
si potongan bambu saya delete dari contact hp
selamat tinggal!
adios!

---

yang saya tidak tau kemudian,
setelah 20 tahun sejak pertama kali bertemu dengan si potongan bambu,
dan saya kira kami sudah berpisah bersamaan dengan status baru jadi mahasiswa,
ternyata dia tidak benarbenar pergi

dia datang lagi
dalam bentuk yang berbeda
bukan lagi sebagai potongan bambu

dia kembali melintang di hadapan saya
dan yang saya tau, saya harus lompat
sekarang atau nanti
hantu potongan bambu yang bangkit kembali itu tidak akan benarbenar pergi, sebelum saya berhasil melompatinya

apa iya, saya akan bisa?

tapi kali ini tidak ada pak sugeng yang baik hati
atau uks tempat melarikan diri


sahabat saya si teteh dokter bilang: "nekat & bismillah"
lalu sahabat saya si nona nyonya dokter menimpali, sambil mengquote temannya residen senior:

"embuh piye carane, pokokmen ngono"



*entah bagaimana caranya, harus terjadi