aku dulu pernah bilang (lupa bilangnya ke siapa saja),
kalau aku tu lebih baik dibohongi saja daripada dikasih tau kenyataan yang pahit.
hahaha.
iya aku tau.
beberapa tahun kemudian baru aku sadar kalau itu pernyataan yang lumayan bodoh.
nggak tau beberapa tahun kedepan aku akan berpikir dan atau bilang bagaimana lagi (karena ada kemungkinan besar, aku ngomongnya bisa beda lagi). tapi saat ini akutu sedih aja. melihat orang-orang (yang seperti aku beberapa tahun lalu, atau mungkin aku sekarang juga masih agak gitu cuma nggak sadar aja):
senang dibohongi. senang membohongi diri sendiri.
kita baik-baik saja kok.
padahal enggak.
aku happy kok.
padahal enggak.
aku nggak apa-apa kok.
padahal enggak.
seakan-akan,
enggak baik-baik saja itu salah.
enggak happy itu salah.
merasa apa-apa itu salah.
padahal kan enggak?
namanya juga manusia.
trus kalaupun salah juga kenapa memangnya?
namanya juga manusia.
nyaman kok begini, pikirnya.
ya mungkin iya nyaman. tapi menurutku nyamannya itu ya cuma karena hal itu sudah jadi kebiasaan aja. dan memulai kebiasaan yang baru memang jarang ada yang nyaman proses awalnya.
seperti manusia yang udah biasa buka portal berita. jadi buka wae terus walaupun tau kegiatan itu hampir nggak ada sisi positifnya. dan kalau dipikir lagi, enggak lo. baca portal berita itu nggak bikin nyaman samasekali. bahkan lebih sering bikin marah, bikin sedih. tapi tetep buka kan. karena sudah kebiasaan. sudah nyaman.
kalau saat ini, aku sedang merasa akan lebih baik kutelan kejujuran walau pahit rasanya. walau habis menelan itu aku jadi hampir mati babak belur. karena buat apa kamu hidup di dalam kebohongan, nggak sih?
siapa sih yang mau kamu bodohi?
trus buat apa kamu hidup.
hidup tapi bohong.
mati bukan namanya?
iya aku tau.
kamu mau pilih yang mana,
itu bukan urusanku.
kalau aku tu lebih baik dibohongi saja daripada dikasih tau kenyataan yang pahit.
hahaha.
iya aku tau.
beberapa tahun kemudian baru aku sadar kalau itu pernyataan yang lumayan bodoh.
nggak tau beberapa tahun kedepan aku akan berpikir dan atau bilang bagaimana lagi (karena ada kemungkinan besar, aku ngomongnya bisa beda lagi). tapi saat ini akutu sedih aja. melihat orang-orang (yang seperti aku beberapa tahun lalu, atau mungkin aku sekarang juga masih agak gitu cuma nggak sadar aja):
senang dibohongi. senang membohongi diri sendiri.
kita baik-baik saja kok.
padahal enggak.
aku happy kok.
padahal enggak.
aku nggak apa-apa kok.
padahal enggak.
seakan-akan,
enggak baik-baik saja itu salah.
enggak happy itu salah.
merasa apa-apa itu salah.
padahal kan enggak?
namanya juga manusia.
trus kalaupun salah juga kenapa memangnya?
namanya juga manusia.
nyaman kok begini, pikirnya.
ya mungkin iya nyaman. tapi menurutku nyamannya itu ya cuma karena hal itu sudah jadi kebiasaan aja. dan memulai kebiasaan yang baru memang jarang ada yang nyaman proses awalnya.
seperti manusia yang udah biasa buka portal berita. jadi buka wae terus walaupun tau kegiatan itu hampir nggak ada sisi positifnya. dan kalau dipikir lagi, enggak lo. baca portal berita itu nggak bikin nyaman samasekali. bahkan lebih sering bikin marah, bikin sedih. tapi tetep buka kan. karena sudah kebiasaan. sudah nyaman.
kalau saat ini, aku sedang merasa akan lebih baik kutelan kejujuran walau pahit rasanya. walau habis menelan itu aku jadi hampir mati babak belur. karena buat apa kamu hidup di dalam kebohongan, nggak sih?
siapa sih yang mau kamu bodohi?
trus buat apa kamu hidup.
hidup tapi bohong.
mati bukan namanya?
iya aku tau.
kamu mau pilih yang mana,
itu bukan urusanku.