-minggu, 4 april 2010-saat menulis ini saya sedang berada di
boarding room.
saya sedang menunggu panggilan naik pesawat saya
saya mau ke jogja. pulang.
mak saya meninggal dunia tadi pagi.
innaalillaahi wa innaaillaihi roojiuun[sesungguhnya kami milik alloh, dan kepadanya kami kembali]setiap yang hidup akan mati. pulang.
...
hati saya mencelos. saya ingat sudah 3 hari terakhir ini saya melihat sebuah barang yang ingin sekali saya beli untuk saya berikan kepada mak saya kalau saya pulang ke jogja. tapi selalu saja saya taruh lagi, sambil dalam hati, "ah, aku kan pulang masih lama"
kemarin malam, saya ingin sekali menelpon mak saya, tapi hanya berakhir membatin "ah masih ada besok pagi"
saya sok.
sok tau.
tau apa saya,,
hari ini tuhan bilang sama saya, saya harus pulang ke jogja sekarang juga,
dan tidak ada besok pagi, untuk mak saya.
dia pergi tibatiba.
nggak bilangbilang sama saya
nggak bilangbilang sama mama saya
nggak bilangbilang sama papa saya
nggak bilangbilang sama adikadik saya
...
mak saya orang bodoh. dia tidak pernah sekolah. tidak bisa membaca, pun menulis. tidak bisa bikin tanda tangan, bahkan tidak punya golongan darah. (di KTP, tertulis golongan darahnya --- ). dia tidak menikah, dan tidak punya anak.
mama saya bilang, dari kecil dia nakal.
ngglidig. sukanya main layangan sama anak lakilaki. nggak bisa diatur, makanya dia dibiarkan saja sama simbah saya berlaku semaumaunya. dia selalu ditaruh dibelakang. nggak boleh bertemu tamu karena dikhawatirkan membuat malu. selalu diberi pekerjaan berat yang saudaranya yang lain tidak mau lakukan. mencuci baju adikadiknya, menyapu pekarangan rumah simbah saya yang besar, mengepel rumah yang juga besar (simbah saya punya koskosan), membuang bangkai tikus, mengangkat barangbarang sewaan simbah saya (simbah saya punya usaha sewa peralatan manten)
dari dulu, dia bukan orang penting. selalu diperlakukan tidak adil. mungkin tidak pernah ada yang bilang sayang padanya.
hingga usianya yang ke 64 pun, dia masih sanggup mengangkat galon aqua, & tabung gas elpiji 27 kilo sendirian. kemanamana berjalan kaki. sejak saya kecil, tidak pernah saya lihat mak saya sakit. karena kalaupun dalam keadaan demam, dia masih sanggup berjalan kaki di siang yang terik di jogja dari rumah saya ke rumah pakde saya di danurejan.
melihatnya begitu, saya kira dia tidak bisa mati.
atau meninggalnya nantinanti.
kalau umurnya sudah seratus.
haah.
saya memang sok.
sok tau.
tau apa saya,,
tadi pagi ada bis antar kota menabraknya yang sedang berjalan di trotoar
ringroad selatan
...
dia penjaga mama saya dari ketika mama saya masih bayi. penjaga saya. penjaga adikadik saya, sejak kami masih bayi.
dia ada dimanamana.
sejauh apapun saya berusaha pergi dari dia, sepintar apapun saya berusaha sembunyi darinya, ke sawah, ke jembatan, ke jalan raya, ke hutan bambu, ke kebon tebu,
dia selalu bisa menemukan saya.
tibatiba dia muncul & berteriak
"nok, ditimbali papa!" [nok (panggilan untuk anak perempuan di jawa), di panggil papa!]saya jawab
"wegah! kowe ngapusi" [nggak mau. kamu bohong]dia selalu memaksa saya pulang setiap kali saya main dengan temanteman saya. dia tau saya selalu dicurangi ketika main lompat tali,
engklek, petak umpet, kasti..
tapi saya selalu menolak diselamatkan.
"emoh! bali kono aku arep dolanan" [nggak mau. pulang sana aku mau main]tapi dia tetap disana. berdiri di balik pagar tanaman tehtehan.
mengawasi saya, sekaligus sembunyi dari saya.
dia tau saya tidak suka diawasi. dia hanya tidak rela saya dicurangi
dia berlarilari mengejar saya yang sedang mengejar tukang semprot nyamuk keliling. sambil menenteng sandal jepit saya, dia berteriak
"nok, iki sandale dinggo sik. mengko keno beling" [nok, ini sandalnya dipakai dulu, nanti kena pecahan kaca]saya mengaguminya ketika dia membuat mainan untuk saya. dia suka bergegas ke kebun tetangga untuk mencari daun (apa itu namanya yang berlendir?) yang digunakannya sebagai campuran membuat balon air. dia juga pintar membuat masakan sambel goreng palsu yang mirip sekali dengan yang asli yang bisa dimakan. dia buat dari campuran kunir dengan kapur gamping & potongan batang pisang sebagai kreceknya. saya pakai untuk main pasarpasaran di kebun belakang rumah simbah saya..
dia suka tibatiba pulang membawa boneka untuk saya, atau mainan untuk adikadik saya. kalau jelek, saya bilang
"emoh mak" [nggak mau mak] "loh ngopo? elek po? apik iki nok" [loh kenapa? jelek pa? bagus ini nok] suaranya keras menggelegar. saya pun menangis. lalu dia mundur, menukarnya dengan mainan baru di toko
...
ketika saya mulai remaja, dengan bajubaju baru, rok baru, anting baru, jaket baru, bandana baru, saya berputarputar di depan kaca di kamar saya. mak saya selalu mengintip dari balik jendela kamar saya yang berkorden rendarenda. saya selalu marah karena dia mengagetkan saya. kemudian saya tanya dia,
"apik ora mak?" [bagus nggak, mak?]dia jawab sambil senyumsenyum
"apik. ayu" [bagus. cantik]kadangkadang dia tibatiba pulang bawa daster, bajubaju tidur untuk saya
"nok iki aku mau seko pasar. kowe gelem ora?" [nok, ini aku tadi dari pasar. kamu mau nggak?] selalu katanya, sambil mengeluarkan sesuatu dari tas kresek warna hitam yang
diunteluntel.
setiap malam, sambil mijitin saya sebelum tidur, dia selalu bertanya saya sekarang kelas berapa, lalu mendoakan saya, supaya saya pintar di sekolah, dan punya banyak teman yang baik sama saya.. (ketika saya kuliah pertanyaannya ganti
"saiki kowe tingkat piro, nok?" [sekarang kamu tingkat berapa, nok?] dengan doa yang tetap sama)
dia yang membuatkan rujak malammalam kalau saya bilang
"mak aku kepingin rujak"dia selalu bangun di tengah malam, melihat lampu di kamar saya masih menyala terang. saya sedang menggambar tugas studio atau membuat maket.
"ora turu meneh tho nok, kowe?" [nggak tidur lagi to nok, kamu?] selalu sapanya sambil membuka pintu kamar saya
...
ketika saya mulai bekerja di luar kota, menurut laporan mama saya, di hari ketika saya pulang, mak saya sudah duduk di teras dari pagi. sekalikali berjalan keluar pagar, dan melihat ke arah jalan raya di mulut gang, walaupun mama saya sudah bilang
"fenty ki tekanne mengko sore" [fenty itu sampainya nanti sore]kalau saya cium tangannya, dia selalu menariknya dan tertawa sambil berteriak
"ojo. ora sah" [jangan. nggak usah]nanti sambil memijit saya malammalam dia bertanya
"kowe nek ijih suwi to nok, leh mu lunga meneh?" [kamu masih lama kan nok, perginya lagi?]...
saya kira mak saya akan senang sekali menerima barang pemberian saya ketika saya pulang ke jogja nanti.. saya sudah beli kemarin sehari sebelum dia meninggal. entah kenapa saya berlari masuk lagi ke toko & membelinya. saya membayangkan, sambil menerima benda itu dia tertawa dan lalu bilang
"nuwun yo nok" [terimakasih ya nok]saya kira ketika saya menikah nanti, saya bisa berdiri di depan kaca di kamar saya dengan kebaya dan kain, mak saya mengintip di jendela, lalu setelah saya tanya, dia akan bilang
"apik nok, ayu.."saya kira dia yang akan menggendong anak saya, mengawasi dia main kemana saja, menyuruhnya pulang kalau dinakali temantemannya
saya kira dia tidak akan pergi secepat ini
saya kira dia tidak akan pergi setibatiba ini
"owalah mak..kowe kok nglimpekke aku.."...
...
...
mama saya memeluk saya erat sekali ketika saya sampai di rumah. di pelukannya yang lama itu mama cuma bilang,
"owalah nok, makmu. ora iso menangi kowe dadi manten" [owalah nok, makmu. nggak bisa lihat kamu menikah]mama saya menunjukkan isi dompet mak saya, yang ternyata penuh dengan fotofoto saya, adikadik saya dan mama saya. paling bayak foto saya (mungkin karena saya yang paling sering difoto. atau yang fotonya paling banyak dicetak) dia menyimpan foto saya dari bayi, pas foto dari tk sampai kuliah, fotofoto box saya dengan temanteman saya.. fotofoto yang saya malah tidak menyimpannya..
setiap yang melayat ke rumah selalu bilang, mak saya orang baik. suka memberi dan menolong siapa saja (termasuk kucing di jalanan), dan setiap bertemu siapa saja selalu meminta maaf ketika akan berpisah
"aku njaluk ngapuro yo, nok" [aku minta maaf ya, nok] begitu juga dia selalu bilang sama saya. sehari bisa berkalikali. salah apa dia sama saya. padahal saya yang selalu berbuat salah sama dia.
...
...
...
saya kehilangan dia.
di dunia ini tuhan menciptakan orangorang penting dalam lingkaran kehidupan saya. orangorang yang saya yakin tidak akan meninggalkan dan menghianati saya untuk alasan apapun. apapun kesalahan yang saya perbuat. apapun perbuatan saya yang menyakitinya. orangorang yang menjadi pembela saya di dunia.
mak saya salah satunya.
dia sayang sama saya, juga adikadik saya dan mama, dan tidak berharap kami balik menyayanginya.
semoga tuhan melapangkan dan menerangi jalannya.
tuhan maha pengampun. maha penyayang.
sayangNya untuk mak saya, lebih besar daripada sayang kami untuk mak saya dijumlahjumlah dikalikali.
semoga mak-e diberi tempat yang sebaikbaiknya.
yang jauh lebih baik daripada tempatnya ketika di dunia.
dan kalau boleh, semoga tuhan sampaikan kepadanya,
mak, aku nyuwun ngapuro, salahsalahku kabeh karo mak-e kawit cilik aku & adikadik nakal karo mak-e..kerep nglarani atimu mak..aku nyuwun ngapuro, durung iso nyenengnyenengke mak-eora sido, kowe melu aku yen aku wis duwe omah koyo janjiku mbiyen..matur nuwun wis njogo mama, aku & adi adiku mugomugo kabeh kuwi mau dadi amalanmu marang gusti alloh,mugomugo kowe luwih seneng mak, ning konoluwih tentrem atimuora ono meneh, uwong sing iso nglarani atimumugomugo jembar lan padhang dalanmudiapuro dosadosamupangestumu mak, mugomugo aku & adiadiku iso kaleksanan jangkane. ora lali karo mak-e..iso tansah ndonga-ake mak-emama, aku & adikadik sayang mak-eamin ya robbal alamiin