15 tahun terakhir ini, aku selalu bermimpi tentang satu orang ini. ya sebetulnya nggak selalu, sih. tapi cukup sering untuk orang yang aku sudah tidak pernah ketemu lagi dengannya, nggak pernah ngobrol, & (sesadarku) nggak pernah aku pikirkan lagi. jarak kami di bumi pun tujuh ribu sembilan ratus delapan puluh kilometer jauhnya. (beneran, aku udah googling barusan.)
mimpi tentang dia datangnya random saja. ini bukan orang yang aku pikirkan siang, trus malamnya dia datang melalui mimpi. pun biasanya, setelah bangun tidur aku sudah lupa tadi mimpinya tentang apa. aku cuma ingat tadi ada dia.
beberapa hari lalu, akhirnya aku ceritakan tentang hal ini di grup whatsapp mantu idola. (idolanya dicoret karena ada satu anggota yang akhirnya nggak denial lagi kalau dia memang bukan mantu idola mertua. hahahahahah. yang namanya asumsi tu kan beda ya, sama kenyataan. lol. ingat kata doktor ramani: radical acceptance. :')) )
salah satu anggota grup bilang, "kamu ada utang kali pen, sama dia. coba diinget-inget, jangan-jangan kamu pernah janji apa?” aku penasaran. aku tau aku nggak suka bikin janji. misal mau googling tafsir mimpi pun juga gimana caranya? aku aja nggak ingat mimpinya tentang apa. besoknya aku nonton video tentang mimpi. di situ naratornya bilang, mimpi itu bisa memberi kamu informasi melalui rasanya. apa yang kamu rasakan ketika bangun tidur?
aku ingat-ingat lagi apa yang aku rasakan selama ini setiap bangun dari mimpi bertemu dia. seketika informasi berdatangan dengan sangat cepat, sampai akhirnya aku menyadari satu hal yang sangat penting. bahkan bisa jadi ini inti dari semua yang aku alami selama 15 tahun terakhir ini. bahkan 23 tahun terakhir - sebelum aku bertemu dengan dia!? eeeh tunggu. 23 tahun lalu kami sudah bertemu! hanya belum kenal.
oh jadi itu kenapa dia selalu datang melalui mimpi.. bahkan tanpa bertemu pun, seseorang masih bisa membantu aku menyadari sesuatu yang sangat penting. ajaib. ajaib bagaimana setiap manusia yang ditemui selalu membawa sesuatu yang berharga. khusus untuk kamu.
terima kasih. mungkin suatu saat nanti kalau ada kesempatan kita bertemu lagi, aku bisa menyampaikannya secara langsung. tapi untuk saat ini, aku sampaikan saja segala rasa melalui doa pagi ini. aku yakin doanya sampai. meski terpaut jarak tujuh ribu sembilan ratus delapan puluh kilometer sekalipun.
semoga begini cukup.
No comments:
Post a Comment