saya terganggu.
melihat namanya di layar hp saya, pembicaraan tentangnya, entah kenapa selalu berhasil meluapkan emosi saya. saya pernah seperti ini. dulu. dengan orang yang berbeda. marah sekali entah karena apa sehingga melihat inisial namanya pada nomer plat kendaraan yang kebetulan lewat saja membuat serasa isi perut saya diadukaduk. tapi dulu saya bisa bertahan.
karena saya bisa.
karena saya mau menyakiti hatinya.
karena saya tidak peduli.
tapi kali ini berbeda. jelas sangat berbeda. saya harus menahannya. menyembunyikannya kalau bisa. dan selalu saya lakukan. karena diam adalah menjaga, dan menjaga adalah baik. maka dari itu saya selalu melakukannya. sambil dalam hati berharap, kamu bisa membantu saya menjaga hati saya.
tapi kamu tidak pernah tau.
mungkin tidak ingin tau.
saya tau itu.
tidak apaapa.
mungkin memang saya yang harus menghadapinya sendiri. karena ini adalah hidup saya. (sambil terus berharap ini bukan karena saya merasa kamu tidak pernah paham arti kata kita)
…
saya adalah matahari. sekuat apapun saya berusaha, tidak akan saya bisa bersanding dengan langit malam.
jadi kali ini saya memilih pergi.
katakan saya pengecut.
tapi bersembunyi dibalik awan melindungi pandangan saya darimu yang selalu mengingatkan saya pada keberadaannya. malam terlalu dingin bagi saya. karenanya, panas saya tak bisa menghangatkanmu, dan sinar saya tak bisa menerangimu..
biarkan saja kali ini mendung datang. akan ada waktunya langit kembali cerah di siangmu. mungkin suatu saat.
suatu saat ketika saya sudah berhasil berdamai dengan diri sendiri, dan sudah bisa menerima dengan sepenuh hati, bahwa matahari dan malam bisa saja hidup damai berdampingan. bahwa hangat saya bisa tetap mencapaimu walau malam tiba.
tidak perlu langit malam bermatahari,
atau matahari di langit malam.
karena diamdiam, sebenarnya matahari mencandu bumi. bumi yang mencintai matahari, tapi membutuhkan malam agar tetap ada..
dan matahari tetap bersinar di bumi karena kuasa ilahi.
beri saya waktu dan ruang.
walaupun tertutupi, kamu tau saya masih disini.
Wednesday, December 17, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment