Tuesday, October 8, 2019

REKOMENDASI BUKU untuk 2019 #3

haee..

selamat datang di rekomendasi buku untuk 2019 ke 3. gimana ya, kepingin ketawa akutu. ini udah bulan oktober, jadi mestinya memang udahlah judulnya aku ilangin aja ya, taunnya. hahaha. gila ya aku udah aim low 6 buku, tetep aja nggak kekejar lo. semoga target baca 40 buku setaun akan lebih baik. masih 3 bulan, aku masih kurang 11 buku lagi.

bisa lah, ya..

bisa nggak, ya..

hahaha..

oke.

BUKU 3:

judul: the boy who was raised as a dog. and other stories from a child psychiatrist's notebook. what traumatized children can teach us about loss, love, and healing.

penulis: bruce d. perry, md, phd & maia szalavitz
jenis: psychology
tahun terbit: 2017 (revised & updated edition)
penerbit: basic books
isbn: 0465094457
jumlah halaman: 418

hmm. buku nonfiksi, lagi. psikologi, lagi. bahkan sekarang ini tu yang di pikiranku mau aku jadiin rekomendasi buku ke 4 juga buku psikologi, lo. ini apa karena aku pernah kepingin jadi sarjana psikologi nggak kesampaian, apa gimana.. nggak ngerti juga.

oke fokus, fen.

jadi, buku ini tu berisi kisah-kisah nyata tentang pasien-pasien yang pernah ditangani oleh penulisnya, dr perry. dr perry adalah seorang dokter psikiatri anak, dengan spesialisasi menangani anak-anak yang mengalami trauma berat, seperti misalnya mengalami perkosaan, penyiksaan, atau anak yang menyaksikan orang tuanya dibunuh.

uh.

ya. UH.
jadi kalau kamu nggak kuat baca cerita 'sadis' semacam ini, yaudah ini buku bukan buat kamu. atau disarankan juga sebetulnya, baca buku ini jangan langsung dihabisin gitu, tapi di-pause-pause, atau mungkin disambil-sambil baca buku lain aja. ya walaupun seperti bisa diduga, aku bacanya nggak bisa berhenti, sampai pada satu bab ketika aku baca buku ini, aku muntah-muntah.

aku ingat, waktu baca buku ini aku baru kepikir, ternyata bisa ya, hati dipatahkan berkali-kali oleh sebuah buku :( walaupun begitu, kalau kamu bisa, BACA BUKU INI.

menurut aku, buku ini betul-betul buku yang penting. terutama untuk kamu yang hidup, atau berencana untuk hidup di sekitar anak-anak. untuk aku, manusia dewasa yang tidak hidup bersama anak kecil pun, buku ini membantu aku untuk lebih mengerti tentang diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik. karena kan semua orang dewasa, dulunya pasti pernah menjadi anak-anak.

melalui buku ini, aku juga baru sadar betapa berpengaruhnya masa-masa kehidupan manusia sejak dari lahir, bayi & balita, terhadap kehidupan kita, & pilihan-pilihan yang kita ambil setelah kita dewasa. buku ini juga menggaris bawahi pentingnya kehadiran orang dewasa pada masa-masa itu. aku juga jadi mengerti bahwa ternyata pengaruh trauma ketika manusia masih pada usia tersebut, akan berdampak jauuuh lebih besar daripada apabila trauma terjadi ketika kita sudah dewasa.

banyak quote yang penting, tapi aku salin yang ini aja:

for years, mental health professionals taught people they could be psychologically healthy without social support, that "unless you love yourself, no one else will love you." women were told that they didn't need men, and vice versa. people without any relationships were believed to be as healthy as those who had many. 

these ideas contradict the fundamental biology of human species: we are social mammals and could never have survived without deeply interconnected and interdependent human contact. the truth is, you cannot love yourself unless you have been loved and are loved. the capacity to love cannot be built in isolation.

selamat membaca!


baca rekomendasi buku #2 di sini



No comments:

Post a Comment