Wednesday, January 14, 2009

backstreet mimi

saya sudah pernah berjanji dalam hati, kalau saya tidak akan tertarik, suka, jatuh cinta, atau mencintai kucing lagi.

cinta kucing saya hanya untuk mimi seekor.
kucing saya yang sekarang kayaknya sudah mati. [mimi lahir 14 agustus ketika saya kelas 2 sd dan saya terakhir melihatnya ketika saya kelas 2 sma]

mimi adalah cinta kucing sejati saya. [saya pernah membuat karangan 8 halaman tetang mimi setelah saya yakin dia mati yang saya buat sambil menangis dan masih saya simpan sampai sekarang] sayangnya cinta kami tidak direstui karena papa saya tidak suka kucing karena dia alergi bulu kucing dan mimi tidak boleh tinggal di dalam rumah dan dia selalu diusir.

tapi kami selalu bertemu kalau papa saya sedang pergi dan itu adalah saatsaat yang menyenangkan. tapi semua sudah berlalu. mimi sudah pergi dan saya tidak akan suka lagi sama kucing. saya memutuskan kalau pingin memelihara binatang saya akan memelihara zebra atau kelinci.

selama ini kalau ada teman suka kucing, saya selalu bilang “ih kok suka kucing sih, mereka kan menjijikkan dan bulunya bikin batuk” dan saya selalu menghindar dari segala kucing dan membenci mereka semuanya.

saya hanya cinta mimi. dan mimi sudah mati. tidak akan ada lagi cinta untuk kucing lainnya.



sampai suatu hari yang lalu saya menyelamatkan seekor kucing kecil dari terjangan seekor kucing besar pedofilia. sebagai akibatnya, kucing itu mengikuti saya pulang kerumah dan kemanapun saya pergi. seperti kucingkucing lainnya mereka selalu mengincar kaki saya untuk dicakar. kata mama saya, kaki saya kayak lidi yang biasa dipakai kucing untuk mainan.

dan kucing tersebut tetap setia menunggu sampai 2 malam tidur di keset teras rumah dan selalu mengeongngeong ketika melihat saya. padahal kalau lihat orang lain dia diam saja. mama saya lalu menyuruh mak saya untuk membuang kucing itu sejauhjauhnya di sungai sebelum papa saya marah.

dan dia dibuang.

dan dia tidak kembali.

papa saya memang kejam.

...
saya kira saya tidak akan apaapa. saya sok tenangtenang saja perihal pembuangan kucing itu. lagipula saya benci kucing. tapi papa saya pasti tidak tau kalau saya menangis diamdiam.

...
semoga kucing itu tidak sedang kehujanan. atau kedinginan. atau kelaparan.
dan semoga dia menemukan orang baik yang mau mengurusnya dan menyayanginya sampai dia mati.

amin.

6 comments:

  1. amiin...

    sial. aku jadi nangis.

    padahal dikantor.

    kamu sih ndut.

    :(

    ReplyDelete
  2. HAAAAAAAAAHAAAAAAAHAAAAAAAHAAAAAAAA...

    ReplyDelete
  3. hah..aku kok malah tertawa2 ya?pake mau pelihara zebra segala ho ho ho..sebenre cerita ini genrenya komedi apa tragedi sih?biar aku bisa siap2 mau nangis apa ketawa..

    ReplyDelete
  4. HAAAAAAAAAHAAAAAAAHAAAAAAAHAAAAAAAA...

    (ketawanya itu aku kopipaste dr yang sebelumnya)

    memang nggak jelas dit.
    seperti warna misalnya.
    aku suka warna yang nggak bisa dikategorikan: merah ke oranyeoranyean yang ke unguunguan, biru muda ke abuabuan yang kehijauhijauan.. dst.

    intinya aku juga bingung.

    haahaa..

    ReplyDelete
  5. gambarnya keren banget!

    aaaa....

    ReplyDelete